Liburan

Prasetya Kusuma
5 min readAug 21, 2021

--

Photo by Gema Saputera on Unsplash

Liburan adalah hal yang paling ditunggu bagi para siswa yang tidak ada motivasi di sekolah sepertiku. aku sudah menunggu liburan sejak lama sudah dari 1400 hijriah. liburan bagiku sangatlah penting sepenting kecap pada nasi goreng, tanpanya rasanya akan hambar. begitu juga dengan sekolah tanpa liburan rasanya akan sangat melelahkan.

Uas pun selesai, aku berhasil melewati malam malam penuh untuk belajar, karena sebelumnya aku tidak pernah belajar. aku melewati uas serasa beban yang ada di pundakku hilang. Ya benar saja, seminggu mengikuti uas dadaku rasanya sesak sekali seperti di duduki preman sekampung. aaaaarrrgghhh, dan akhirnya liburan pun datang dan menendang pergi para preman preman kampung itu jauh jauh. sampai jumpa uas, selamat datang liburan.

Liburan hari pertama ku lewati dengan hanya rebahan — makan — rebahan — makan — rebahan. tidak ada mandi dihidupku saat liburan, karena seluruh tubuhku sudah ku baluri no drop sehingga waterproof hahhaha.

Awalnya, liburanku berjalan baik-baik saja sangat menyenangkan. hingga pada akhirnya masuk sms “kuota anda kurang dari 100MB”. terdengar bunyi yang cukup keras “BRAKKK” setelah ku tengok kebelakang rupanya tubuhku yang tidak siap menerima pesan tersebut. tolong ya mas indosat aku tuh ga bisa digituin, coba dong kalau emang bener kamu menghargai pelangganmu harusnya kamu telfon dong baik baik jangan tiba tiba sms, oke maaf ini sudah melenceng jauh. aku pun memutuskan ke konter pulsa untuk membeli paket data. Sudah satu jam kok belum masuk juga, aku pun memutuskan kembali ke konter

“Mas maaf, pulsanya belum masuk nih “

“Udah mas Cek lagi deh”

aku pun membuka Handphoneku

“Wah iya nih udah. Kok saya nga tau ya?”

“Emang sudah saya suruh masuk lewat pintu belakang, mas. Biar surprise hahhaha”

Hari kedua liburanku, membosankan. aku hanya bermain games saja. hingga sore hari turun hujan, padahal aku ingin pergi sorenya. aku tungguin hujan kok ga berhenti-berhenti. tiba tiba hujan menyaut “ntar bang berhentinya nunggu lampu merah” jiah ada ada saja hahahha. akhirnya aku memutuskan untuk rebahan. aku sibuk bermalas-malasan di kasur dan tak punya waktu untuk membenci orang-orang yang membenciku.

Hari ketiga liburanku adalah hari pertama aku meninggalkan rumah yang sudah 17 tahun ku tempati. ya temanku Fira mengajak ku berjalan jalan naik kereta ke salah satu acara pameran. aku pergi ke acara pameran menaiki kereta api di stasiun Sudimara. Stasiun Sudimara sudah sangat berbeda dari saat terakhir kali aku datangi saat SD dulu. saat SD dulu setiap aku datang ke stasiun sudimara aku pasti melihat ke arah lubang loket yang masih kecil, sambil berfikir nanti kalau sudah besar lubang loket mau jadi apa ya. aku pun menyebrangi rel kereta melewati jembatan penyebrangan di bawah tanah. dan menunggu kereta sembari melihat rel kereta yang lurus tak putus putus. sekilas terpikir olehku. Pak Jokowi ini gimana sih, katanya kalo bapak jadi presiden mau bikin pembangunan besar-besaran. ini rel kereta api masih penuh batu kerikil, belum diaspal, tolong lebih diperhatikan lagi pak.

Aku menaiki kereta. kereta jurusan serpong-tanah abang yang cukup ramai. aku memilih berdiri di dekat pintu. yang sangat disayangkan dari kereta api commuterline ini, pintu nya sudah bagus, bisa buka tutup sendiri. hanya saja tidak ada hordengnya saja. Aku berdiri sembari memegang tas selempangku yang ku kedepankan. Sekilas aku mendengar percakapan sepasang pasangan muda mudi yang sedang pergi liburan sepertiku

“Sayang kamu tau nga? Kue, Kue apa yang enak kalo pedes dan pake kecap? “

“Apaa? Kue kan dimana-mana kan ga pedes”

“Kue…tiaw. ehe lucu kaaan? “

“HAHAHAHAHA IYA SAYAANG LUCU BANGET HAHAAHA”

Aku pun hanya bisa menghela nafas. jika tidak ditempat umum mungkin saja diriku sudah kehabisan kesabaran dan kusentil pangkreas cowok itu. aku pun turun di stasiun rajawali. Kami pun memesan Grabcar untuk sampai ke JIExpo Kemayoran

Sesampainya di JIExpo kami hanya berputar putar dari Hall A, Hall B, Hall C, Dan Hall D. Sudah 3 jam kami berputar putar, tidak terasa. Sudah ratusan stand penjual yang kami lewati, namun tak ada satu pun yang kami beli karena kami terlalu banyak berfikir. Aku tuh orang nya pemikir. Kalian jika ingin membeli suatu barang kalian lihat barang itu dari apanya? Mereknya atau Kualitasnya? Kalau aku lihat penjualnya, kalau lengah aku ambil hahhaha.

Kesal, rasanya. Sudah lebih dari satu jam kami berduduk disalah satu pinggiran peron. Kereta yang akan kami naiki dari stasiun transit di Manggarai mengalamai gangguan. Hingga saat ini kereta belum sampai. Peron pun menumpuk dengan lautan manusia akibat gangguan dari kereta. Saat kereta sudah sampai, kami pun berebut menaiki kereta.

Jujur saja sebenarnya keretanya sudah penuh, namun para penumpang yang lain masih saja saja memaksakan. Badanku terhimpit oleh para bapak bapak dan ibu ibu, sedangkan disampingku ada mbak-mbak yang teriak kencang karena sesak nafas. Tidak terlihat petugas yang biasanya berjaga di kereta, saking penuhnya gerbong pada malam itu. Akhirnya dengan rasa lega kami pun tiba di Stasiun Tanah Abang, lalu menaiki kereta menuju Serpong yang sudah menunggu dijalur 6.

Suara menyerinyit yang disebabkan karena gesekan dari roda dan rel pun sudah terdengar. pertanda kereta sudah tiba di stasiun tujuan, Stasiun Sudimara. Aku pun berjalan keluar dan men tap kartu digimon monster. Aku mengambil motor diparkiran dengan tergesa-gesa karena melihat kesempatan tidak ada tukang parkir. sayang seribu sayang sosok kekar dan kecil muncul dari belakang, yak benar ucok baba keluar memakai daster batik korpri sembari membunyikan priwitan

“ya bales kiri terus bales bales bales”

“nanti dong, aku lagi sibuk nanti juga ku bales”

“okee”

Sudah jam setengah sembilan malam aku pun memutuskan pulang karena sudah malam,entah rasanya waktu berlalu sangat cepat. Sebelum pulang aku pun memutuskan mengantarkan Fira pulang ke rumahnya.

Hembusan angin malam menusuk ke dalam kulit hingga menembus tulang. sebuah kesalahan tidak memakai jaket pada malam yang dingin ini. Aku lupa tidak membawa jaket Biru tuaku karena sedang kujemur, sedangkan di kamarku hanya ada jaket kulit. Aku paling tidak suka sama jaket kulit, bukan kenapa kenapa, tetapi aku pernah kecewa saat membeli jaket kulit, saat aku beli jaket kulit, di jaket kulitnya ada panunya hahahha.

Tibalah kami di rumah bercat biru muda yang terlihat cukup besar dan terlihat juga sosok pak tua berbadan besar dengan kumis lebatnya. wah kebetulan nih ketemu Roy Martin pikirku.

“Kok malam sekali pulangnya nak?”

“Iya om keretanya ada gangguan tadi”

Pak tua itu pun hanya mengangguk angguk seperti kucing emas ditoko china. aku pun memutuskan untuk sekedar berbasa basi sepatah dua patah kata.

“tau gak om, ada alat musik yang kalo dipukul suka mukul balik’

“apaan? “

“gendang telinga tentara”

“….”

“….”

“….”

“balik dulu om”

Aku mengurut pedal gas sekencang kencang nya menuju arah rumah, dijalan para pengendara motor sukses membuat ku kesal. mereka membawa motor dengan sangat ugal-ugalan sehingga dapat membahayakan orang lain, sempat terpikir oleh ku kenapa ada pengendara motor yang membawa motornya sradak sruduk hampir menabrak spakbor motor orang lain. Anda kalau buru-buru kenapa nggak berangkat dari kemaren aja si.

--

--

No responses yet